smangaat.com – Hay sahabat semua kembali lagi dengan saya admin di sini saya akan membahas mengenai NFT memiliki risiko keamanan siber, sebagai bagian dari aset digital. Marketplace NFT seperti Opensea juga sangat mungkin peretas mencuri uang kripto (Cryptocurrency) penggunanya.
NFT atau non fungible token potensial dan banyak diminati sebab bisa menghasilkan untung miliaran rupiah. Tapi, investasi di NFT ini juga perlu berhati-hati.
NFT sendiri merupakan aset digital yang menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, atau item yang terdapat pada video dan game di dalam format Jpeg, Png, Mp4, dan lainnya. Aset homogen kripto ini tidak bisa digandakan atau diganti.
Ketua Generik Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, NFT jadi tren baru-baru ini karena diakui memberi tambahan untung besar. Bahkan, jika memeriksa kenyataan viralnya Ghozali Everyday yang berhasil menjual NFT di marketplace aset digital Opensea sampai meraup miliaran rupiah.
“Masyarakat jadi tertarik untuk mempelajari manfaat NFT beserta ekosistem blockchain lebih dalam. Ini karena ramai dibahas di media sosial,” katanya di dalam siaran pers, Jumat (14/1).
Berdasarkan akun Ghozali Everyday di Opensea, sudah terjual NFT sama foto selfie dirinya sejak berusia 18 sampai 22 tahun, dalam rentang waktu 2017 – 2021.
Volume perdagangan Ghozali Everyday mencapai 314 ethereum (Eth) per hari ini (14/1). Sedangkan harga Ethereum mencapai Rp 46 juta per koin per, berdasarkan data Coinmarketcap.
“Ghozali membuktikan bahwa siapa saja bisa membuat karya didalam bentuk aset digital Nft. Tidak semata-mata sebagai apresiasi karya, NFT juga bisa jadi sumber pendapatan baru bagi pembuatnya,” ujarnya.
Tak hanya Ghozali, beberapa selebritas di Indonesia mulai menjual Nft. Yang terbaru yakni Pasangan Anang Hermansyah dan Ashanty. Keduanya berencana meluncurkan NFT dengan nam Asix.
Sebelumnya, Syahrini meluncurkan NFT bulan lalu. Syahrini berhasil menjual 17.800 Nft. Harganya 20 Binance USD (Busd) atau kira-kira Rp 287 ribu per NFT di bursa kripto Binance.
Sedangkan Luna Maya menjual NFT di Bakery Swap pada Juni. Tapi jumlahnya sangat terbatas yakni hanya 10.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun membuat akun NFT di Opensea. Ini bertujuan jadi bursa bagi karya digital pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) untuk mendapatkan penawaran dari pasar dunia.
Tetapi, Head of Tokomall Thelvia Vennieta mengatakan, di dalam berinvestasi NFT rakyat harus berhati-hati. Karena, seperti investasi lainnya, NFT punya risiko.
“Jadi, diupayakan membeli NFT disesuaikan dengan kemampuan dari investor dan menggunakan uang dingin,” katanya Jumat (14/1).
Ia juga menyarankan untuk membeli karya NFT yang benar-benar disukai. Calon investor juga harus mempelajari kreator dibalik karya Nft, dan juga nilai sejarahnya.
“Investor lebih baik lakukan riset terlebih dahulu tentang utilitas NFT itu,” katanya.
Investor bisa melihat akses untuk play-to-earn game sampai merchandising. Hal itu guna mengetahui kegunaan yang bisa didapatkan dari Nft.
Tak hanya itu, investor bisa melihat peta jalan NFT dan komunitas dari proyek NFT yang diminati. Tetapi, harus diingat, nft juga memiliki risiko keamanan siber lantaran bagian dari aset digital.
Dikutip dari The Verge, marketplace NFT seperti Opensea sangat mungkin peretas mencuri uang kripto (Cryptocurrency) penggunanya. Peretas keamanan Check Point Research menemukan, sejumlah masalah orang-orang yang mengklaim bahwa mereka diretas setelah mendapatkan Nft.
Peretas berpotensi bisa menguras semua dompet pelaku perdagangan Nft. “Ada kerentanan yang membuktikan serangan dapat terjadi dengan cara transaksi NFT ini,” kata Check Point Research dikutip dari The Verge pada tahun lalu (13/10/2021).
Check Point Research setelah itu melaporkan kasus itu ke Opensea. Marketplace NFT itu lalu memperbaiki persoalan didalam waktu satu jam.
Akhir kata
Demikian pembahasan yang bisa admin sampaikan semoga artikel ini bisa bermanfaat, sekian dan terimakasih