smangaat.com – Hay sahabat semua kembali lagi dengan saya admin di sini saya akan membahas mengenai Hacker Rusia menyebut Bank Indonesia jadi korban mereka. Tidak hanya BI, ada beberapa forum yang diduga mengalami kebocoran data atau peretasan.
Peneliti keamanan darkweb yang dikenal sebagai darktracer mengatakan, geng Conti Ransomware membuktikan bahwa Bank Indonesia (BI) jadi korban mereka. Conti ransomware merupakan peretas (Hacker) asal Rusia.
“Geng Conti Ransomware mengumumkan ‘Bank Indonesia’ pada daftar korban,” kata Darktracer lewat akun Twitter, Kamis (20/1). Data yang diambil dari BI berukuran 487,09 Megabyte (MB).
Tetapi Darktracer tidak memerinci data apa saja yang diambil oleh Geng Conti Ransomware.
Admin juga telah mengonfirmasi dugaan data bocor itu kepada BI dan juga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Tapi belum ada tanggapan.
Conti Ransomware pernah menyusup ke jaringan perusahaan perhiasan kelas atas Graff yang mempunyai pelanggan seperti Donald Trump, David Beckham, Tom Hanks, dan Sir Philip Green.
Akhir tahun lalu, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur Amerika Serikat (CISA), Biro Investigasi Federal (FBI), dan Badan Keamanan Nasional (NSA) memperingatkan peningkatan agresi Conti ransomware.
Sebelumnya, ada beberapa dugaan kebocoran data atau peretasan yang dialami oleh kementerian dan lembaga (K/L) Indonesia, di antaranya:
- Mei 2020, Komisi Pemilihan Umum (KPU) melaporkan kebocoran data jutaan daftar pemilih tetap (DPT). Informasi yang bocor berupa nama lengkap, nomor kartu keluarga, nomor induk kependudukan (NIK), tempat dan tanggal lahir, alamat rumah, serta beberapa data pribadi lainnya.
- Mei 2020, pengguna Twitter Teguh Aprianto dengan nama akun @secgron menyampaikan, 1,3 juta data pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bocor. Namun kementerian membantah hal ini.
- Oktober 2020, situs DPR diretas
- Mei 2021, 279 juta data peserta BPJS Kesehatan diduga bocor. Ini berupa nama lengkap, tanggal lahir, NIK, email hingga nomor ponsel.
- Agustus 2021, data eHAC di aplikasi versi lama diduga bocor.
- September 2021, sertifikat vaksinasi milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) beredar di media sosial. Penyebabnya diduga karena NIK presiden yang bocor.
- Oktober 2021, situs Pusat Malware Nasional dari BSSN terkena peretasan dengan metode perusakan atau deface.
- November 2021, hacker asal Brasil yang menyebut dirinya ‘son1x’ mengklaim telah membobol data Polri. ‘son1x’ mengaku sudah memiliki data pribadi dan rahasia para anggota Polri beserta orang-orang terdekat.
- Awal Januari (7/1/2022), jutaan data pasien di berbagai rumah sakit di server Kemenkes diduga bocor.
- Akhir Januari (20/1/2022), Bank Indonesia diduga menjadi korban peretasan Conti ransomware
Secara total, Kominfo sudah menindak 43 persoalan kebocoran data pribadi selama tahun lalu. Pelaku dari 19 di antaranya sudah dikenai hukuman.
Akhir kata
Demikian pembahasan yang bisa admin sampaikan semoga artikel ini bisa bermanfaat, sekian dan terimakasih